D.001  Sebuah jalan tak berujung

Mengertikah kau Toni, apa yang akan kau hadapi disana? Apa yang akan mengganggumu dijalan nanti? Bagaimana mereka bisa membunuhmu tanpa perlu merenggut nyawamu? Bagaimana mereka bisa, dengan lucunya, menghancurkanmu dengan terus membuatmu merasakan kebahagiaan? Mengertikah kau Toni? Perjalananmu ini sia-sia belaka. Tak ada apa-apa disana Toni. Kegelapan dan kebuntuan sahajalah disana. Toni, kau sahabatku, teman terbaikku, juga sudah kuanggap saudaraku sendiri. Urungkanlah niatmu Toni, kembalilah kepelukan mama. Tetaplah menyusu seperti sebagaimana biasanya, seperti sedia kala. Satu langkahmu, membuahkan seribu langkah Toni. Seribu langkah menuju kegelapan.

Lalu Toni berlalu, meninggalkan kenangannya, lurus menuju kegelapan dan kesendirian. Selamat jalan Toni.

oleh Pisaudapur

 

 D.002  Keluar II

Terang bulan. Sebaran bintang tampak jelas. Angin meliuk lincah di puncak gugusan pohon-pohon. Dua roda hidupnya terus bergerak melumat jalanan berombak. Tubuhnya menggigil hebat dalam lintasan menyusuri hutan yang serba rahasia. Namun ia tak benar-benar sendiri. Rangkaian keputusasaan, nyanyi bisu kesunyian, dan serangga-serangga pada rumpun bambu mengawas jadi saksi. Ia berhenti, menghela dada yang sesak. Angin musim mengirim gerimis dan kelaparan. Waktu tak peduli. Kematian yang mengikutinya sejak awal kini sampai di depan lebih dulu.

Sepotong kain putih melayang menyapu keluar mengubah titik pandangnya, terbang menari-nari menukik tajam ke dasar lembah, jatuh dan merebah di atas gugur rencana.

oleh Piotor K.

 

 D.003  28 januari 2020

Apalah arti tanggal. Datang lagi bukan hal baru, menceritakan berulang, dengan dokumen berjalan ke poli jiwa.

Sembari menunggu panggilan aku berpikir apakah kado yang aku berikan ke Azel sudah ia ambil atau belum. Kausalitas kesekian yang menjadi konsen selama ini. Aku harusnya berpikir agar bisa tidur normal seperti enam tahun lalu.

Giliranku masuk ruangan psikiatri, pertanyaan mendasar aku jawab, sesekali aku bilang "Mungkin saya sudah gila," di akhir kalimat. Datang lagi minggu depan, mengambil obat anti depresan dan anti kejang-kejang. Saya mau dibedah dengan psikoanalisa sesuai janji kita tadi. Aku menormalkan kegilaanku sendiri dari orang-orang yang sok waras.

oleh nYX

 

 D.004  Asa

Kemarin malam, tepat pada pertengahan September, bulan terlihat besar, berdiam santai di langit sisi timur laut, di sana kita dapat melihat wajah kita terpantul menjadi bayang-bayang di permukaan air kawahnya, selain itu terlihat pula pantulan kota-kota di bumi yang berkilauan karena cahaya gedung megah serta air sungainya yang semakin berdebu, terlihat jelas juga janji kehidupan yang sudah lama sirna dari ambisi tiap manusia, sirna karena memang sengaja terlupa, teralihkan oleh realitas yang semakin beringas dalam janji untuk memeluk mimpi yang semakin hari kian usang ditelan kegagalan, terpojok harapan, tergerus kekecewaan, tergilas banalnya waktu, hingga terlempar karena keegoisan orang.

oleh asabinasa

 

 D.005  Rutinitas Pasca-Januari

Bangun pagi, bikin kopi, rokok lagi, lalu mandi. Panasin motor, ambil obat resep dokter. Pagi hari, tenggak lagi, racikan Stelosi dan Clobazam. Ke warung madura beli rokok, jalan lagi, aktifitas lagi. Kepala pening, kurang konsentrasi, terdistraksi, ngantuk lagi. Mulai sore jalan lagi, kadang makan, istirahat. Sudah malam kadang pulang kadang tidak. Buka Spotify sampai YouTube, cari lagu, baca buku. Tengah malam, sendirian, memori hantam secara acak. Aduh anjing, aduh bangsat, aduh kontol, aduh memek, aduh ngentot, sensasi masih ada. Ambil racikan Stelosi dan Clobazam disertai Depram 10 mg. Aduh ngentot, memori-sensasi masih ada. Tidur syukur, tidak ya sudah.

oleh nYX

 

 D.006  Ketika Aku dan Malaikat Nongkrong Bareng

Malam ini, aku mengundang malaikat datang ke rumah.

Kami berdua ngobrol di teras rumah, tentu saja dengan ditemani rokok, anggur merah, kacang Sukro, serta lagu Sex Pistols dan Beatles berkumandang.

Aku menceritakan tentang ketersesatanku, tentang kekalutan di dalam diriku dan bagaimana patahnya hatiku ketika cintaku bertepuk sebelah tangan.

Tepat ketika aku selesai bercerita, aku dan malaikat benar-benar mabuk. Ia bilang ia tak bisa pulang sendiri, maka aku pun mengantar malaikat pulang sampai ke rumahnya

Sesampainya di rumahnya, sebelum pamit pulang, aku bertanya padanya, “Apa kau pernah bercinta? Apa alien benar-benar ada? Apa yang kau rasa ketika mencabut nyawa?”

oleh menyembahkucing

 

 D.007  Tidak Ada Warteg Malam Ini

"Tidak ada warteg malam ini," sahutnya secara terus menerus, meraba-raba tubuhnya, mencari di mana terakhir kali ia menaruh bungkus rokoknya. Mukanya pucat pasi, tubuhnya begitu kurus, wajahnya sembab dengan mata yang begitu sayu. Sesekali ia memandang langit, bagai kumpulan laron yang berputar-putar di bawah cahaya lampu jalanan, ia perlahan menari dan menari, dibawah kilaunya bintang. "Harusnya aku sudah bersamamu malam ini" katanya dengan tersenyum. "Bagaimana?" kataku saat sang detektif telah kembali usai menyelidiki kasus kematian seorang gadis berumur dua belas tahun, di sebuah warteg di ujung jalan. Sang detektif pun meraba kantung bajunya, menyalakan rokok, kemudian ia terdiam.

oleh pemburu-peramu

 

 D.008  Kami

Moralis dan amoralis sama-sama pernah mengutuk kami sebagai batu nisan kosong. Dunia serta seluruh ekosistem kami adalah planet asing duplikat holografik dari Planet Bumi, mengambang di udara beberapa puluh meter di atas permukaan dataran rendah, kami hanya mampu dilihat oleh manusia tertentu saja ketika ia sedang menjelajah kekosongannya sendiri, menyatu dengan hal kelam lalu melupakan ego keduniawian. Di sini kami telah terbiasa untuk mengamati beragam fraktur dunia dalam sebuah kaleidoskop, lalu menemukan butir angan-angan dan mimpi dari setiap insan manusia yang menjelma menjadi bercak kegelapan, kegelisahan, kekacauan, kemuakan hingga kehancuran, serta hal-hal yang kelak akan sirna menjadi sia-sia.

oleh asabinasa

 

 D.009  Surat Untuk Bunda yang Tak Pernah Saya Sampaikan

Bunda, saya minta maaf jika selama ini selalu mengecewakan. Bunda saya minta maaf, jika sampai saat ini, belum bisa membahagiakan Bunda. Bunda saya minta maaf jika selama ini kita tidak sepaham dengan keyakinan kita masing-masing.

Percaya atau tidak, sungguh saya amat sangat menyayangi Bunda, bahkan Bunda pun tahu jika saya tak bisa jauh darinya.

Kejadian pada 2017 sungguh membekas dalam ingatan, ketika saya hampir mati overdosis, jika pada waktu itu saya benar-benar mati, sungguh saya pasti akan mati dalam keadaan konyol, namun Bunda yang menyadarkan saya dalam dimensi yang berbeda.

Bunda, saya minta maaf, sudah gagal menjadi anakmu.

oleh menyembahkucing

 

 D.010  0

Rasanya menyakitkan mengenali diri sendiri. Tak ada yang lebih buruk dibanding membedah setiap jengkalnya, menemukan segala cacatnya, lalu mendapat jawaban perihal siapa sebenarnya sumber dari segala malapetaka yang kau alami. Kau adalah mimpi burukmu, kau takut mengenalinya, tapi kau tak punya pilihan selain mengenalnya untuk mengatasi rasa takutmu sendiri. Lantas muncul pertanyaan, apakah boleh menyimpan saja rasa takut ini rapat-rapat dan mengabaikannya, meyangkal segala fakta dan hidup dalam fantasi memuakkan? Tentu saja boleh, tak ada larangan. Jadilah kekalahan dan hiduplah dalam ketakutanmu sendiri. Atau jadilah pemenang dan hiasi tiang-tiang gantungan dengan mimpi burukmu sendiri. Kau bebas memilih, sayang. 

oleh Rye

 

 D.011  Catatan kemurkaan

Pecundang itu pergi. Seperti sudah terlatih untuk dipecundangi. Tidak ada terima kasih, semua lenyap begitu saja. Hilang seperti udara yang dihirup oleh ribuan manusia. Ketika dituntut untuk meracik sebuah kesia-siaan butuh waktu berabad untuk menjadikanya sebuah keburukan, ada manusia yang benci pada dirinya sendiri. Ketika itu, saya akan menelpon Anda pada pukul 23.00 untuk mengungkap suatu kemurkaan bahwa Anda adalah seorang keparat, sambil melihat semburat cahaya kesia-siaan yang dalam genggaman tangan dan mendengarkan podcast keparat yang sering masuk dalam playlist, sesak untuk dicerna.

Masikah tentang harap?

Yang punah ketika gelap?

Catatan ini saya dedikasikan untuk diri saya sendiri.

oleh Individualizm13%

 

 D.012  Garda Terbang Ke Angkasa

mungkin memang sudah saatnya

garuda terbang ke angkasa

bergabung dengan para dewa

dalam perjamuan di negeri utopia

 

mungkin memang sudah saatnya

garuda meletakkan bebannya

melepas pita semboyan di cengkeramannya

menanggalkan kalung perisai dari lehernya

 

meninggalkan pigura-pigura kaca

yang lama memenjarakannya

terpatri di dinding renta

di atas papan tulis tua

di hadapan deretan bangku-bangku

penuh guratan nostalgia

 

meninggalkan generasi demi generasi asa

yang pernah berdiri menyebut namanya

di bawah mentari pagi hari pertama

dalam lantunan lagu lama

yang lambat laun kian terlupa

 

mungkin memang sudah saatnya

garuda terbang ke angkasa

bergabung dengan para dewa

dalam perjamuan di negeri utopia

oleh Monik Sersanada

 

 

 

 

 D.013  Delapan Puluh Delapan Omong Kosong

"Peradaban sudah membawa kita sampai pada di titik ini, Sayang. Kita merayakan kesedihan, merelakan kebahagiaan. Oh, demi dewa-dewi di bait suci, demi para raja yang telah mati, kau melarutkan racun di tiap ucapanmu, membunuhku secara perlahan dan membuatku mabuk kepayang. Langkahmu menguarkan harumnya narwastu, lekukanmu begitu liar, bagai kijang ditengah rimbunnya padang. Oh jelitaku, tiada perak yang bisa menandingi parasmu, aku merindumu seperti gembala merindukan dombanya. Kusumpahi kamu putra-putri Yerusalem: tidak ada yang lebih sempurna dari insan yang merindukan jantungnya kembali. Kau adalah anggur yang selalu mengisi dahagaku."

"Kurs bro."

"Seriusan?"

"Puisinya jele."

"Anjing, yaudah entar gue ganti."

oleh pemburu-peramu

 

 D.014  Kegiatan Rutin Mingguan

Bau obat bercampur pengharum ruangan yang tak asing kembali menyapa hidungku.

Basa-basi, ungkapan yang sama seperti Minggu lalu, ditambah sedikit optimisme baru, dikatakan Bu dokter kepadaku siang ini.

Sungguh, aku tak menangkap apa yang dikatakannya, kepalaku hanya dipenuhi segala macam memori buruk di masa lalu, bahkan aku harus mengeluarkan tenaga esktra agar bisa menyambungkan kata perkata agar menjadi kalimat.

Sesungguhnya aku kemari hanya untuk obat, bukan untuk sebuah saran omong kosong yang bisa aku dapatkan di internet.

Dan senyumku padanya, semata karena aku menutupi Ketakutan, ketakutanku akan hidup, aku merasa sudah tenggelam, sudah mati, dan tak bisa ditolong.

oleh menyembahkucing

 

 D.015  Dream

It was a nightmare. I can't find my way out. Yet, the dreams prolonged me. This nightmare must end, to find out its root, that sustains me. I keep hunting, I have been dead and reawakening again. On the night, the difference between man and beast is blurred. When I slay the nightmare itself, I choose to wake up, under the light sun. And then, the nightmare begins again. Has man ever known his existence was erased? I no longer dream, but once it was a bad dream. My drive based on death, and forever be with it.

oleh nYX

 

 D.016  Sisi Lain

Manusia, sesungguhnya fragmen dan butiran dari beberapa keping pecahan kode.

Enkripsi dari ekspresi Tuhan yang tidak lengkap, mewujud dan lahir dari pusaran rasa sakit manusia, serupa mata yang berkedip dalam kebingungan saat mereka dilucuti.

Dari akar keberadaan manusia, jiwa yang terjebak dalam botol-botol parfum etalase minimarket manusia, lebih buas daripada hewan buas di ladang manusia, penonton untuk hal yang spektakuler, industri dalam layar dan ekspresi.

Yang telah mati manusia, penikmat perjuangan yang merancap dengan idealisme manusia, pemrogaman akal, bio eksorsisme, ekstraksi fobia dan sterilisasi.

Ketakutan di otak manusia, transplantasi kepribadian digital, korban okultisme elektronik manusia, makhluk tanpa makna.

oleh asabinasa

 

 D.017  I

Rupture and the projection outside of the self.

Alterations from object on the other.

I'm offering.

My sacrifice.

 

I become on of the things of the world.

At the same time, I labored.

In my strange myths, in degradation.

I'm in search of a lost intimacy.

 

the invisible brilliance of life.

Which is not a thing.

madness to reason, drunkenness to lucidity.

As a sacrifice, without reserve or gain, for nothing.

 

Poison and dagger.

If parting is such sweet sorrow.

To hell with waiting for tomorrow.

Remember, the soon dearly departed.

Sealed fate within the tragedy.

I, Sacrifice.

oleh nYX

 

 D.018  Hari-hari yang Terlewat Begitu Saja

Semakin dewasa, semakin banyak teman dengan impian yang berbeda-beda muncul. Biasanya lebih strategis, sudah mulai ada yang merintis, atau hanya sebagai bualan sehari-hari. Sah-sah saja. Impian yang berganti-ganti, keberhasilan, bahkan kegagalan juga sah. Kesemuanya menjadi biasa saja. Semakin dewasa pula,  segala sesuatu terlihat kecil dan sempit, begitu juga impian.

Dalam kondisi setengah sadar, aku meraih telepon genggam dan sejenak mengintip aplikasi e-mail. Kosong. Berita di media online cukup membuat perutku mual. Kuletakkan kembali telepon genggam ini, menarik selimut untuk menutupi seluruh anggota tubuhku.

Satu lagi hari untuk dikecewakan.

Ya Allah Gusti.

Aku ingin jadi pohon kelengkeng saja, rasanya.

oleh Wifi Korner 404 

 

 D.019  Sayangnya, Aku Masih Hidup

Di tempat yang terkutuk ini, saya mencoba berdiri tegak dengan segala hal yang tersisa di dalam diri. Di tempat yang dipenuhi oleh jeritan, darah, dan air mata ini, saya menemukan kedamaian. Kedamaian yang persis saya rasakan lima detik sebelum kematian menjemput tubuh ini. Siksaan, penganiayaan, dan penghinaan kini tidak ada rasanya lagi. Saya merasa bebas karena saya tahu bahwa tidak ada yang mampu menyakiti saya lagi.

Hari demi hari, tempat ini semakin penuh oleh anak-anak baru, semakin bising dan ramai.

Sang Penghukum pun menjadi lebih bengis. Genangan darah ada di mana-mana dan alunan jeritan semakin indah dalam ketidakaturannya.

oleh kuda

 

 D.020  Akhir nasib yang malang

Apa yang harus aku perbuat? Ketika penitisan menepi—menitis semakin dahsyat bersama arwah sinis seorang priayi pada jiwa-jiwa yang sepi.

Bisakah setiap hembusan asap rokok yang aku hisap menepis daya khayalku ini? Ataukah semuanya akan terbang tinggi melayang semakin liar—di luar nalar ruang alam bawah sadar.

Mampukah secangkir kopi yang aku teguk bisa tokcer membawaku larut serupa gula dan kafein teraduk dalam air mendidih—hingga tercipta suatu kenikmatan tiada tara, larut hilang bersama lara

Atau

Akankah kuakhiri semua ini dengan tragis—tertawa haha hihi pada ujung mata pisau belati yang tertuju pada urat saraf nadi lalu mati.

oleh AphroditeXD 

 

 D.021  kisah paling sedih

Tahun 2006 saat aku berusia enam tahun, aku diperkosa ayahku di gazebo halaman belakang. Saat itu ibu pergi kebaktian dan hanya tersisa aku dan ayah di rumah. Aku ingat, ayahku yang seorang ateis tersebut menyetubuhiku dengan lembut sambil mengatakan bahwa cinta sejatinya bukanlah ibu melainkan aku. Setelah pengakuan menakjubkannya, ia lanjut berbicara tentang seekor monyet yang mencari buah naga di planet misterius bernama Namek. Sepuluh tahun berlalu sejak malam itu. Hari ini saat jam menunjukkan pukul enam malam, ayah membunuh ibu dengan dildo kesayanganku. Di hadapan mayat ibu yang tampak menyedihkan, aku dan ayah bersetubuh untuk kesekian kalinya.

oleh Rye

 

 D.022  Siapa Aku

Siapa aku?

Dimana aku sekarang?

Apakah aku sedang berada dalam dimensi pengharapan?

Aku selalu berada pada kondisi dimana semua akan mendekapku dan memelukku

 

Siapa aku?

Dimana aku sekarang?

Apakah aku sedang berada dalam dimensi kenyataan? Ya,mungkin.

Aku selalu berada pada kondisi dimana aku berhadapan dengan hal-hal menakutkan

 

Siapa aku?

Dimana aku sekarang?

Apakah aku sedang berada dalam dimensi kegagalan? (Aku merasakanya)

Atau mungkin menjadi awal dari semuanya?

Ah,tapi... Kurasa semua tenggelam,menjauh,bahkan menghilang.

 

Dan ketika dementor menghampiriku

Menghisap segalanya dariku

Aku tak merasakan apapun!

Aku hampir gila dan mati!

Gila, mati!

Mati!

Lalu kutanya lagi pada diriku

“Siapa aku?”

oleh fuadzaini______  

 

 D.023  Pengen

Aku pengen berhenti merokok karena capek

Aku pengen punya mobil harga 3 juta biar murah

Aku pengen mabok hanya bersama kekasihku

Aku pengen tidur cukup supaya ga pusing

Aku pengen punya rumah pribadi ya mimpi saja dulu

Aku pengen olah raga secara rutin biar sehat

Aku pengen adikku didekati oleh pria baik baik saja

Aku pengen punya kerjaan tetap soalnya sedih pendapatan ga rutin

Aku pengen tidak dikasihani lagi karena surem banget

Aku pengen pandai cari ribut karena asik aja gitu

Aku pengen punya kehidupan lebih baik setidaknya untuk saat ini

terimakasih mamanya yusiva, semoga kebaikan selalu menghampiri

oleh 〤