RETAKAN: D.001 - D.043   


Tanpa visi, hanya gelap dan ketidakpastian; di edisi ketiga ini, Keluar dengan 98 Kata terperosok semakin jauh dalam ceruk repetisi bersama sebagian kontributor tetap dari dua percobaan sebelumnya, lengkap dengan kegelisahan serta omong yang tak jauh berbeda dari sebelumnya—seolah hadir sebagai intensifikasi dari kubangan keruh virtual tempat segala jenis penyakit ini dikembangbiakkan. Apakah mungkin kesia-siaan ini sebaiknya diakhiri saja, ataukah repetisi yang jauh lebih liar dan cepat mungkin perlahan-lahan dapat meremukkan stasis yang menyusun realita? Tak ada yang tahu pasti, mungkin saja ketidaktahuan inilah satu-satunya hal yang bisa kita percaya saat ini.

 

  LORONG: E.001 - E.020   


Percobaan percepatan, menari dengan menutup mata, pengulangan serta keputusasaan, mungkin saja, nun jauh entah di mana, ada lorong gelap di ujung cahaya.

 

 

  YANG TURUT MEMBUANG WAKTU MEREKA  

 Anon 

〤 tidak tahu, mungkin besok

 AphroditeXD seorang pujangga yang lapuk disekitaran hutan tua menjelma bangkai kayu melahirkan Ganoderma

 asabinasa 

 Bardjan Pecundang kekasih Allah yang menyewa kamar indekos di Barat Jakarta. Temui saya di @theclumsyjane

 DANDY 

 denounce your hometown renounce yourself 

 fuadzaini______  @fuad______

 HantuKota gelandangan di belantara sepi. di sabana huruf-huruf mati enethril.blogspot.com

 Individualizm13% Pemuda Jalang

 kuda @KudsSeeGhosts

 menyembahkucing saya bisa dikunjungi di Instagram @menyembahkucing

 Monik Sersanada Penyuka puisi serta rindu darimu

nYX

pemburu-peramu @realinomarpaung

 Irfan Suparman lahir di Tangerang, sekarang kuliah di Fakultas Hukum, Untirta. Sibuk dalam problematika kesenian posmodern dan gerakan sosial, kadang pikirannya kacau dengan hal romantika.

Piotor K.

Pisaudapur

Rye  @imediathe

Wifi Korner 404

 

 

Konsep, penyuntingan, uji baca, serta penyajian dikerjakan berdua oleh pulasara_ dan helen.