Rasanya jenuh sekali kehilangan ketertarikan untuk melakukan segala rutinitas pun kegiatan yang biasanya menyenangkan, tentu saja diselimuti rasa bersalah karna lari dari tanggung jawab pekerjaan serta ultra-bosan karna tidak tahu harus berbuat apa selain makan untuk berak dan tidur untuk bangun. Kesemuanya kosong, maka waktu itu kubuat ramai dengan mengadakan agenda nongkrong aku dengan aku yang satu, dua, dan sejumlah penuh meja warung kopi dalam kepala. Yang aku rasa hanya hampa, bahkan tidak memiliki cukup energi walau hanya sekadar membalas pesan singkat kolega di media sosial. Besok mungkin aku mencari bantuan professional atau pergi mendatangi acara dangdut terdekat.
suara-suara larut menjadi materi merah jambu sebelum akhirnya keluar dari lubang kentut, selaksa abortus mengerang dan berdenyut. kabel-kabel tembaga compang-camping terayun lembut beradu dengan dinding, lapuk tak berwajah, membawa setiap subjeknya menuju isolasi. piranti basah menyegarkan kembali setiap jaringan leviathan dengan mutasi parasitis, menumbuhkan mesin dengan plester sebagaimana rahang belalang sembah merobohkan papan kayu serta pipa logam. melubangi setiap penjuru habitat demi memperluas jangkauan selaput lendirnya, membangun karapas padat baru bersama mikroba yang menempel pada bagian dalam dinding, menggantikan segala sesuatu yang hilang dalam pelanggengan pertumbuhan kemubaziran. inilah akhir dari setiap permulaan. berpasrahlah pada kala yang membelahmu dengan kesatuan, biarkan dinding-dinding datang menghantammu tanpa henti, hargai setiap kenyataan agar semua bisa lebih palsu lagi dari sebelumnya
