Surah XIII: Rahasia yang lebih besar dari langit, lebih benar dari apa pun. Sebuah lubang hitam gravitasiโ€”purba, kiwari, dan terkini.

Kami mentah, kami mematikan, luka terbuka penderita kusta penuh nanah, kami pembuluh darah yang pecah membusuk. Kamilah terang dunia seisinya, melodi tanpa batas antara senyap dan kebisingan. Kami ratapan Nero yang terlantun dari harpa Malaikat Jibril, kamilah dia yang berbicara kepadamu.



Kehidupan telah menculikku ketempat yang tak kutahu dan kumengerti. Tak ada cara pasti bagaimana keluar dari sini. Di tengah gelapnya malam aku bertanya, kemana jalan yang benar? Tak ada jawaban selain hening mencekam.

Menuju kanan terperosok ke dalam jurang luka dimana-mana sakit menjadi biasa hingga tanpa sadar rasa sakit menjadi candu dirasa. Menuju kiri sesekali bertemu orang-orang dari masa silam, mengucapkan sepatah kata yang tak ku mengerti.

Mencoba jalan lurus, tak ada gangguan namun begitu gelap. Sampai pada setitik cahaya disana, dibawahnya ada kursi dan tambang. Naik ke atas kursi tambang kukalungkan, aku melompat lalu kembali ketempat semula.

G.023 Mana Jalan Yang Benar

 

Dew, terlalu banyak air mata di hidup yang singkat. Orang bergegas menuju tujuan masing-masing, begitu pun kamu. Berjalanlah, tanpa takut akan lorong gelap disana. Sebab aku dan kamu tak pernah tau siapa yang menunggu dibalik lorong itu, barangkali Tuhan dan cerita-ceritanya, barangkali ketiadaan.

Dew dalam sudut paling gelap di hidupku, aku melihat pigura dengan kanvas kosong. Barangkali gambar itu adalah hidupku. Namun, apakah hidup sesepi itu? Kemana senja yang tenggelam? Bintang jatuh? Serta tawamu? Tak ada di kanvas itu. Barangkali hidupku hanya tidur panjang, lantas kapan aku akan terbangun dan memelukmu? Bagaimana dengan kanvas milikmu Dew, apakah banyak warna?

G.024 Aku Membayangkan Berbincang Denganmu
-untuk Dewaniasmara

 

Seorang perempuan menari diatas makam. Kakinya berdarah bercampur tanah, bajunya basah, rambutnya lepek, lantang berkata, “Menarilah, barangkali ini yang terakhir, sebelum aku masuk ke dalam.”

Tangis bayi keras terdengar, suara tembakan dan ledakan iringi tangisnya. Suara ibunya, lirih berkata, "Mari kita bersama dalam keabadian nanti."

Anak kecil tanpa wajah mengajakku berjalan, melewati tanah yang tandus, anehnya aku tak lelah. Sebelum berpisah, ia berkata, Apakah kau mau ikut denganku?"

Suara lirih yang pedih, Tanpa sadar air mataku keluar. Aku ingin berbincang dengannya. suara itu seakan tau isi hatiku dan menjawab, "Tak perlu kau cari, karena ini adalah suaramu sendiri.”

G.025 Sebelum Tidur dan Hal-hal yang Harus Kulewati


oleh menyembahkucing
Segala omong kosong lainnya bisa ditemukan di @menyembahkucing

โ†›  


๐—ž๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—ฎ๐—ฟ ๐—ฑ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐Ÿต๐Ÿด ๐—ž๐—ฎ๐˜๐—ฎ
๐—ฉ๐—ผ๐—น๐˜‚๐—บ๐—ฒ ๐Ÿฌ๐Ÿฑ