aku memperpanjang tali-temali karet celana dalam malam itu, tidak ada yang aku harapkan selain dapat merasakan langsung kejadian pertemuanku dengan kegelapan yang abadi. pohon pisang milik tetangga yang sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit keliling itu tidak menandakan akan berbuah lagi, walaupun aku tahu bahwa pohon pisang hanya tumbuh sekali dalam sekali tanam. "itu tempat klenik, tiap pukul dua pagi, selalu ada entah orang atau apa sedang melihat-lihat pohon itu." kata ibu saban pagi sembari menyiapkan sarapan untuk aku dan adik. malam selanjutnya aku melihat tubuhku biru, menunggu ditemukan oleh siapapun yang melihat aku tergantung di pohon pisang itu.


F.005 Pohon Pisang Tukang Jahit Keliling
oleh muszka


 






entah kuning atau biru, kurva permukaan matahari. dalam bujur keseragaman, tanah berubah di bawah warna-warni lembut cahaya. hiduplah di tengah gempuran abadi atas segala sesuatu yang pernah kau percaya sebagai kebenaran, bersiaplah menyaksikan dunia lenyap bagai kabut yang ditelan kemuliaan rahasia dan kesengkarutan matahari