Klakson bersahutan, kepulan asap hitam mengudara dan terik matahari yang panas menyengat menemani kemacetan di sebuah jalanan sempit di pinggiran ibukota.

"Woy mundur lo! Ini kita bawa jenazah mau dikuburin!"

"Maaf seharusnya rombongan kalian yang diam terlebih dahulu, kita sedang membawa pak presiden!"

"Udah gua duluan! Kita mau padamin kebakaran. Deket tinggal 3 kilo lagi jaraknya!"

"Enak aja! Kita duluan! Ini ada orang sakit mau dibawa ke rumah sakit!"

Tak ada yang mengalah. Adu mulut terus terjadi. 

Perlahan presiden mengeluarkan pistol dari balik jasnya, di mobil lain jenazah menetaskan air mata lalu tangannya mulai bergerak. Kisah baru dimulai.


F.019 Pasal 134 Undang-undang Nomor 22 tahun 2009
oleh constantane


 






dalam setiap tubuh tersimpan telos yang mendasari keberadaan darah dan dagingnya. cangkang moluska yang mendorongnya ke depan melewati waktu. akan tetapi, kita masih di sini, di waktu kini, di hadapan pendar statis tak beraturan 

mungkin kita harus menempelkan wajah kita ke layar, merasakan statis, membiarkan videodrom merengkuh kita dengan lembut dan meninabobokan kita dalam pelukan penebus dosa