lampau berubah di hati tiap orang. kau anggap itu berkah, aku bilang itu musibah. semuanya baik saat kita bersama, emas. meski warna favoritku sebenarnya adalah biru. kamu adalah langit, dan aku lama-lama di benakmu jadi tebing. keras, kokoh, namun tak layak untuk dipertahankan.

aku mendengar tawamu sesekali, mimpi burukku lagi; rinduku terwakili. tidak bisa terus begini, aku ingin jadikan kamu trofi. merah adalah warna darah, dan kau cukup tahu bagaimana aku tidak pernah bercanda. lampu berpendar, jendela sedikit kusam. malam ini bulan vulgar, memperbolehkan aku menatap pandanganmu yang kosong. aku akan mengingat ini sepenuh pikir, kamu? kurasa tidak.


F.032 sembari gorden berbisik ingin kamu untuk mati
oleh daniel satrio


 






darah daging menyatu dengan layar kaca, kau tenggelam dalam kosong yang tesembunyi di balik fasadnya. bergetar dalam kantung celanamu, bersenandung mengikuti langkah kakimu, sama sekali tak ada kesempatan untuk melepaskan diri darinya. lewat keberadaanya otak reptilmu mengirimkan sinyal kepadamu bahwa semua baik-baik saja dan tak ada yang salah dengan syahwatmu atas segala sesuatu yang sepenuhnya sia-sia