Aku sakit dan aku sedang mati. Waktu yang terlewat bersama komedi absurd sepanjang masa; rasa sayang dan cinta hanya membuat kemunduran bagi diriku. Ia menelanjangi seisi kepalaku dengan sangat tidak sopannya, membuat jantung dag-dig-dug. Kadang sesekali di malam-malam busuk dengan instrumental Chopin yang kadang menemaniku membuat mata ini sanggup mengeluarkan air mata yang sangat menjijikan. Rasanya aku ingin merubah air itu menjadi darah sebagai bentuk perlawanan pada diriku, meminum dan mendaur ulang memasuki tubuhku lagi demi menyucikannya kembali.

Sementara di seberang sana...

Mungkin ia sedang bersama dengan lelaki yang disukainya kemudian mengatur waktu untuk mengentot satu sama lain.


F.050 Penyucian
oleh lacrimosa


 






kenangan lama kembali bermunculan, menggumpal di bawah meniskus, perlahan mengangkatnya ke atas puncak kenyataan, tuhan memandangi kamar pengap ini sepanjang waktu, menyaksikan kita merancap tanpa malu-malu sementara tujuh puluh dua lonte jantan miliknya berdiri mematung di atas cakrawala, matahari terbenam bersama seratus lima puluh delapan anak haram yang terlahir dari memek adam pada hari dimana ibumu disalib terbalik untuk ketiga belas kalinya bersama dajjal di puncak golgota monumen nasional, tanggalkan setiap kekuatanmu untuk gagal dan temukan kelemahan untuk memenangkan permainan sia-sia ini, jangan pernah berhenti berpikir dan gorok lehermu sendiri dengan omong kosong yang diwariskan nenek moyangmu