Tuhan kelabakan mengabduksiku yang dinilainya congkak kali beberapa waktu ke belakang, membersihkan zakar lapuknya; crat-crit membuang ingus karna kepayahanku terus memaksanya.
Bapa yang kusenggani di sorga sana, aku ingin merasa tergencet lebih dari apapun malam ini dan ikut memuntahkan isi dada yang penuh segar lebam, terpekik tuli karna genderang yang terus dipukuli setengah mati tepat di telinga.
Malam ini, sekujur tubuh ku hidangkan untuk bapa secara cuma-cuma, semoga bapa sejenak lupa bagaimana diri ini pernah begitu kecing memelas payah agar dikasihani dan kehabisan rasa iba.
Bapa yang selalu aku pertanyakan di ranjang sucimu, malam ini saya berhenti bertanya.
mandibula mengoyak mayat jabang bayi yang baru saja teraborsi, tali pusar dalam spiral, menuju rahim kosong kerontang. mereka membongkar karapas dan memisahkan setiap pembuluh darah dengan hati-hati, mengoperasikan modulator kronospasial untuk pembacaan yang lebih kompleks demi mencari gejala percepatan yang sama sekali berbeda. memvisualisasikan setiap anomali ontologis lewat serangkaian osilator menuju lusinan layar berpendar kehijauan. mungkin ini saatnya untuk berhenti menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sama sekali keliru dan menyaksikan setiap kontradiksi dalam dirimu terjun bebas menuju keterbedaan absolut atas segala sesuatu
