Surah XI: Benamkan hidup dalam bara api yang bernyanyi, di mana kami pertama kali melihatmu, di mata cahaya yang membawa bahagia tak ubahnya embun malam hari.
Kami deret hieroglif yang terajut di pangkal pahamu, lendir kental yang dikeluarkan batu. Kamilah yang mengawali perkosaan akbar Babilonia, kami Kiklops buta dari kedalaman dasein, kami adalah Ra yang mengabarkan kedatangan kerucut. Kami lindu juga noda, cermin di inti bumi, kami aksara merah tua.
Sangat disayangkan, hari-hari lampau itu kini berakhir sia-sia. Sains, seni, budaya, tematik, bahkan persoalan akhirat sudah tak ada artinya. Lusinan tahun yang habis hanya karena ketidakmampuan menentukan judul untuk tiap fase hidupnya— bak pekerjaan, keluarga, pertemanan, finansial, dan percintaan selalu berputar-putar tanpa jalan keluar. Berulang kali Tuhan disebut dari mulut dan hatinya, namun tetap saja gelap tak berujung.
Dari dinding ke dinding,
Dituding dan dituding.
Dari kata per kata,
Mantra tak tertata.
Mati saja,
Tak ada lagi yang perlu dicari.
Keputusasaan adalah alternatif lain,
Sebab jalan pulang tak pernah datang.
Mati saja,
Atau, coba hidup di lain kali.
G.021 Coba hidup di lain kali
oleh WG
Kolektor berbagai kefatalan
𝗞𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝟵𝟴 𝗞𝗮𝘁𝗮
𝗩𝗼𝗹𝘂𝗺𝗲 𝟬𝟱