meminta permohonan ampunan pada kawula gusti tuhan, padahal tuhan saja sedang mabuk-mabukan disimpang jalan dengan tertawa terbahak-bahak, tak perduli nampak manusia, menyimpan sebuah ketakutan, ketakukan yang hidup. manusia identik dengan tragedi, yang membawa kantong kesia-siaan, jelas tidak ada yang salah
manusia dirancang menjadi wadah, wadah sebuah resep mutakhir yang bermetamorfosis menjadi hina. teramat fana manusia berjalan dengan kemaunya sendiri
ayo lekas sekarat dipojok trotoar itu dengan menusuk garpu tepat dijantungmu, bahkan dirimu tidak ada kepercayaan hidup, selain percaya hidup adalah kesia-siaan, tuhan tertawa dan menikmati kesengsaraan cucu adam dengan rokok kretek dijemarinya yang menyiksa dirinya dengan amat ikhlas
tak seperti yang palsu, orang sungguhan tinggal di kota
mcdonald memesan enam peti mati dan dua psikogeografer tiba di bekasi
kami tak bisa mengingat nama kami sendiri sementara dirimu terbangun di luar gereja harapan, semakin terbiasa dengan api dan gundukan puing di sepanjang sisi jalan
kelak dirimu akan dilahirkan dua atau tiga kali lagi
kembalilah sekarang