Menghancurkan diri dengan memeluk bom atau menghantamkan palu godam ke kepala sekeras mungkin, hanya dua opsi cara kita mati di masa masa akhir apokalips post-modernism. Dan, aku... Sebagai manusia yang hidup di zaman maha kreatif ampunnya, aku akan mencari alternatif lain untuk caraku mati dan menghancurkan diri, aku akan berjalan perlahan ke rel kereta terdekat dan kemudian terlentang tepat diatas rel sembari menyeruput es teh yang aku beli dalam perjalananku mencari rel kereta, hingga datanglah kereta api untuk melindas tubuhku hingga terpotong menjadi beberapa bagian dan aku akan suka jika bagian tubuhku akan dimakan anjing jalanan yang kelaparan.
medadak kaya dari optimisme orang-orang
dengan isme paling lembut dari jalan buntu
kami mengenakannya seperti sarung tangan
tanpa potensi ontologis dari sudut pandang orang pertama
menyalahkan segala sesuatu atas segalanya
tenggelam dalam rasa heran dan dendam kesumat
suatu saat nanti kami akan membunuh segala sesuatu
yang pernah kau ketahui