Masih pukul enam tiga puluh. Mandi cukup lama. Berias. Berangkat, kelas pukul tujuh. Tidak ada tumpangan, berjalan sampai kampus lewat depan kontrakan ke jalan besar, naik angkot duduk di belakang sopir agar tidak perlu berteriak, membayar, turun kaki kiri dulu, berjalan masuk lewat celah tembok kampus, memeriksa pesan ajakan ngopi dari Rio, absen menentukan kegagalan, semoga di parkiran ketemu kamu, hanya motor dan helm kuning mencolokmu, selalu sia-sia berias melihat para mahasiswa, sial sekali perhitungan meleset, harus sedikit lari lewat lorong kelas, menghindari kerumunan, memastikan kelas yang benar, masuk ambil bangku sisa di belakang. Hari yang lelah. Skip.


F.042 Kelas Pagi
oleh anon


 






untuk utas namamu yang kugenggam
meski mencacahku jadi kepingan
pada hari semua anggota tubuhku hilang
aku akan menjadi utas itu

tak ada apa pun yang harus terjadi
sama sekali tak ada yang benar
tak seorang pun harus menjadi aku
dan takkan ada yang menjadi dirimu

untuk setiap kisah perayakan hidup
puisi bersukacita atas keniscayaan maut