Beberapa hal memang pantas untuk tetap tidak relevan. Nilai-nilai mulai usang dan ditinggalkan, bak langkah kaki juntai di antara puing rumah kontrakan 15 tahun terakhir. Petani heterokultura, aremis di hari-hari yang melelahkan. Uang warisan 6 juta bisa untuk berobat. Uang 2 ribu di pinggir jalan juga bisa untuk berobat. Kenapa butuh uang untuk berobat? Entah 6 juta ke psikiater atau 2 ribu ke warung kopi. Tindakan tidak waras untuk menjadi tidak waras sekarang ini makin marak. Lebih mungkin kita berjalan pelan, satu malam 25 kilometer, tanpa tujuan, sampai tersungkur di ruas jalan, menjadi werog-werog di warung mie ayam.
jembatan gantung tua, melintasi sungai besar berhiaskan lusinan atap gubuk-gubuk reot terendam menandai abad silam. tebing rendah berhutan jarang, menjulang di sepanjang aliran kumuh kecokelatan. tebing jatuh menuju perbukitan cebol, memulus menjadi padang gersang. kota-kota tampak seperti keabadian, jauh, lengan-lengan gempal pengisap cahayanya menggeliat menggerayangi malam penuh kengerian. jalan-jalan tani serta bangkai lumpung tua ompong tanpa gigi, samar berbinar kelabu ditimpa cahaya jalan raya. bintang-bintang adalah cahaya di kakimu, apa lagi yang bisa kami lakukan? dendam ini tak tertahankan, semua hal yang masuk ke dalam mata kami sama sekali tak berarti bila bukan nyawamu