Malam ini jari jemari si tuli menemaniku dalam kesendirian yang kesekian kalinya. Aku duduk di kursi depan balkon kamarku sekaligus menghembuskan batang-batang terakhir rokok dan menatap khusyuk bulan ditemani petikan muram adagio sustenuto hingga instrumental klimaksnya, presto agitato.

Malam ini aku terikat. Angin menggores punggungku. Langit menggelap mengeluarkan aroma darah. Dan aku disini kalah dalam permainan yang kubuat sendiri. Semesta kecemburuan telah berada dalam diriku. Ketidaksanggupan memperkosaku dalam-dalam. Namun turntable tak berhenti berputar. Hingga akhirnya ia menggores instrumental untuk Elise.

Si tuli memang sangat menyedihkan, tapi aku lebih darinya, karena aku tak sanggup mengekspresikannya dalam bentuk apapun, Sa.


F.053 Aku dan si tuli
oleh lacrimosa


 






pertumbuhan membeku di antara kabel-kabel terjuntai, isolasi merayap sebagaimana lumut menjalari rekahan-rekahan rapat di permukaan beton. sel artifisial bereplikasi membentuk gumpalan bioplastik termutakhir, lusinan membran berpelumas saling bersinggungan membuka jalur antara kulit dan jaringan lunak elektrik, tembaga merayap menyeberangi setiap persimpangan dalam matrik ekstraseluler. buru setiap benih bunga bersama beliung, keluarkan kami dari dalam tubuhmu lalu bawalah pergi semua yang tersisa di sana